TEMPO Interaktif, Islamabad - Dinas intelijen Pakistan (ISI) telah menahan tiga istri pemimpin jaringan Al-Qaidah, Usamah Bin Ladin. Ini termasuk Amal al-Sadah (27 tahun), yang termuda dari lima istri lelaki 54 tahun itu. Sembilan anak, termasuk putrid Bin Ladin, Safiya (12 tahun) juga ditahan.
Amal menjadi saksi tewasnya Bin Ladin dalam serbuan pasukan khusus Angkatan Laut Amerika Serikat, SEAL, Ahad dinihari lalu di lokasi persembunyian mereka di Kota Abbottabad, Pakistan. Sedangkan Amal menderita luka tembak di kaki. Serbuan itu menewaskan tiga pria, termasuk putra Bin Ladin, Khalid (22 tahun), dan istri kurir Bin Ladin.
JUM'AT, 06 MEI 2011 | 19:30 WIB
Kepada para penyelidik, Amal mengungkapkan Bin Ladin telah tinggal di rumah berlantai tiga itu sejak 2005. Interogasi terhadap Amal dilakoni setelah cederanya diobati di sebuah rumah sakit di Kota Rawalpindi.
Menurut seorang pejabat keamanan Pakistan yang tidak disebutkan namanya, Amal mengaku tidak melihat bagaimana suaminya dibunuh. “Kami masih mengorek informasi dari mereka (ketiga istri Bin Ladin),” kata sumber itu.
Mantan direktur ISI, Asad Munir, mengatakan kepada ABC, interogasi berlangsung tanpa kekerasan, di mana tiap istri Bin Ladin itu mendapat 20 pertanyaan. “Kami ubah pertanyaannya tiap tiga tau empat hari. Untuk berbohong, Anda harus memiliki daya ingat sangat bagus,” ujarnya.
Seorang pejabat senior intelijen Pakistan mengungkapkan kepada the Times, pihaknya menahan 17 orang, termasuk empat wanita, untuk dimintai keterangan.
DAILY MAIL/FAISAL ASSEGAF
Jumat, 06 Mei 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar