Terimakasih atas kunjungan anda semoga bermanfaat fiddunya wal Akhiroh Amin "Jazakallohu Ahsanal Jaza"

    • Jumat, 16 November 2012

      Rhoma, Antara Musik Dakwah dan Inul

      TEMPO.CO , Jakarta: Rhoma Irama ingin musiknya mengandung pesan meski bahasanya sederhana. Tahun 1973 adalah tahun terpenting dalam karier musiknya. Dia memutuskan OM Soneta harus membawa misi Islam.

      "Istilah saya The Voice of Islam. Saya bilang, Kenapa main musik harus identik dengan mabuk, bir, obat? Kenapa harus cipika-cipiki (cium pipi kanan dan cium pipi kiri) dan bebas pergaulan? “Saya merasa dibayangi dosa,” kata Rhoma seperti dikutip dari Majalah Tempo dalam Rubrik Balada Sang Raja Dangdut edisi 8 Mei 2011.

      Tahun itu, pada 13 Oktober, Rhoma mengatakan kepada anggota grup, Mulai hari ini, tidak ada lagi yang meninggalkan salat. Tidak ada lagi botol minuman di pentas musik. “Yang mau ikut, jabat tangan saya. Yang tidak, silakan keluar. Alhamdulillah, semuanya ikut saya. Saya pun mendatangkan guru agama, Ustad Said Ubeid Elly,” cerita Rhoma.

      Nafas agama makin terasa sepulangnya naik haji pada November 1975. Soneta Group sempat akan berganti nama menjadi Haji Sembilan, mengabadikan tokoh Walisongo yang menyebarkan Islam dengan wayang dan gamelan. Tapi rencana ini batal karena anggota Soneta hanya delapan.

      Rhoma makin gencar membawakan pesan agama setiap kali konser. Pertama kali Rhoma mengucapkan Assalamualaikum di atas panggung, ia ditimpuki sandal dan batu. Waktu itu tahun 1975, di Ancol, saat perayaan tahun baru. Penonton marah, Apa itu! Batu beterbangan ke atas panggung. Mereka menganggap itu penghinaan terhadap agama.

      “Itulah dakwah saya yang pertama. Pertentangannya sangat besar. Saya disidang oleh Majelis Ulama Indonesia karena membawa-bawa agama dalam musik,” ujar Rhoma.

      Media saat itu menulis: Rhoma menjual agama, Rhoma mendendangkan Al-Quran di atas panggung musik, Rhoma melecehkan agama. Tapi ia maju terus. “Buat saya, musik ini not just for fun, tapi harus bisa mengubah dan membentuk perilaku orang,” katanya.

      Sebelum naik haji, cara berpakaian Rhoma mengikuti gaya penyanyi rock Amerika dan Inggris: rambut gondrong, celana ketat, kemeja terbuka, dan sepatu bot. Setelah memakai nama Raden Haji Oma Irama, ia muncul dengan dandanan lain. Rambut tidak lagi gondrong, tapi dicukur rapi. Wajah sedikit berjenggot.

      “Urusan aurat membuat saya berseteru dengan Inul Daratista pada 2003. Saya prihatin karena ulama sudah memojokkan dangdut. Dangdut dibilang musik setan karena mempertontonkan aurat. Saya diminta Persatuan Artis Musik Melayu Indonesia Jawa Timur memberikan arahan kepada Inul. Tapi pernyataan saya selalu dipelintir media. Seolah-olah saya memojokkan Inul. Sampai sekarang belum ada islah,” kata Rhoma.

      Tidak ada komentar:

      Posting Komentar

      Subscribe To RSS

      Sign up to receive latest news