Terimakasih atas kunjungan anda semoga bermanfaat fiddunya wal Akhiroh Amin "Jazakallohu Ahsanal Jaza"

    • Jumat, 06 Mei 2011

      Kematian Usamah Bin Ladin Dipertanyakan

      JUM'AT, 06 MEI 2011 | 07:06 WIB
      TEMPO Interaktif, Abbottabad - Ketika dua pesawat milik maskapai American Airlines dan United Airlines menabrak dua menara kembar gedung World Trade Center di New York 10 tahun silam, rasa kesetiakawan itu muncul di Eropa. "Kita semua orang Amerika sekarang ini," demikian bunyi berita utama salah satu koran di Prancis. Namun, setelah orang yang diduga sebagai otak dibalik serangan itu dihabisi serdadu elite Amerika Serikat, Ahad lalu, rasa solidaritas itu tak lagi muncul.

      "Arogan, sombong, egois, dan tak tahu bersyukur," kata Lisa C., seorang warga Eropa, seperti dikutip harian Metro. Ia mengomentari pesta yang digelar banyak orang Amerika Serikat pasca-tewasnya pemimpin Al-Qaidah, Usamah bin Ladin. Kemarin mereka berkumpul di Times Square, New York, sembari berseru,"USA, USA, USA!" Di jagat maya, muncul sejumlah desain kaus berjudul "We Got Him" dan “Hey Osama, Tell Hitler We Said Hello."

      Maklum saja, warga Eropa menyesalkan langkah Amerika Serikat menghabisi Usamah Bin Ladin yang saat itu tak bersenjata. Sebelumnya, sejumlah petinggi di Washington mengatakan bahwa serdadu Navy SEAL Six terpaksa membunuh karena Usamah melakukan perlawanan dengan senjata AK-47. "Usamah Bin Ladin tak bersenjata saat akan ditangkap," kata Sekretaris Pers Gedung Putih, Jay Carney.

      Lantaran itu, tidak sedikit warga mempertanyakan kebenaran kisah tewasnya orang yang paling diburu di seantero jagat itu oleh Amerika Serikat. "Kami mesti melihat jenazahnya," kata Abdel Bari Atwan, editor Al-Quds al-Arabi, kepada BBC. "Wartawan mesti melihatnya. Kami berhak tahu yang sebenar-benarnya." Washington menyatakan jasad Usamah telah dibawa dengan heli dari lokasi penyerbuan menuju kapal Induk USS Carl Vinson, lalu dikubur di Laut Arab.

      Presiden Barack Obama pun kemarin tegas-tegas menolak menyebarluaskan foto Usamah yang tewas dalam penyergapan. "Kami tak ingin foto-foto itu menjadi alat untuk menghasut aksi kekerasan yang lebih brutal lagi," kata Obama dalam wawancara dengan jaringan televisi CBS. Sedikitnya fakta dan simpang-siurnya informasi seputar tewasnya Usamah tak pelak lagi memunculkan teori konspirasi.

      "Terus terang saya senang mendengar Usamah tewas," kata Nazar Abbasi, penduduk Abbottabad, kota wisata musim panas yang berjarak 100 kilometer dari Islamabad. "Tapi, begitu saya tahu jasadnya dibuang ke laut, saya merasa ini cuma akal-akalan." Pria yang bekerja sebagai apoteker ini juga mempertanyakan tak adanya foto-foto tewasnya Obama. Warga lainnya, Zubair Gul, malah tak percaya Usamah tinggal di sekitar mereka.

      "Tak mungkin," kata Zubair Gul, yang tinggal beberapa ratus meter dari rumah yang diserbu pasukan Amerika itu. "Abbottabad berada di sebuah lembah. Anda akan segera tahu setiap ada helikopter yang naik atau turun. Apa mungkin Usamah diam saja?" Adapun Makbul Shah percaya kisah ini direkayasa agar Obama terpilih lagi menjadi presiden pada 2012.

      "Masak pemerintah kami tak tahu?" ujar Makbul sewot. "Tentara dan intelijen kami, kan, tidak bodoh. Jelas ini bukan Usamah."

      Tidak ada komentar:

      Posting Komentar

      Subscribe To RSS

      Sign up to receive latest news